Rabu, 21 Desember 2016

SEKILAS DESA DABONG, KUBU RAYA

SEJARAH DESA DABONG
    
Desa Dabong termasuk wilayah Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Jarak dari Desa Dabong ke Provinsi yaitu Kota Pontianak kurang lebih 80 km, sedangkan jarak ke ibu kota Kabupaten kurang lebih 65 Km.
Desa Dabong berdiri pada tahun 1791 atau lebih dari dua abad yang lalu yang didirikan oleh Juragan Muhammad Shaleh yang melakukan perniagaan dan penyebaran agama islam dari daerah ke daerah. Sebelum terdampar di Desa Dabong Juragan Muhammad Shaleh pernah singgah di daerah Tanjung Shaleh Kecamatan Sungai Kakap dari Tanjung Saleh dalam perjalanan pulang hendak ke Riau ketika melewati Muara Dabong kapalnya kandas dan pecah sehingga bersama belasan penumpang lainnya ikut terdampar di Desa Dabong. Merasa tidak bisa melakukan perjalanan pulang ke Riau maka Juragan Muhammad Shaleh beserta pengikutnya mulai membuka perkampungan dan dinamailah dengan Benua Dabong. Istilah Dabong menurut orang-orang tua bahwa nama tersebut diambil dari nama pohon (Istilah ini belum bisa di uji kebenarannya Karena belum pernah ditemukan pohon yang namanya Dabong)
Juragan Muhammad Shaleh dikaruniai tiga orang anak dan nama-nama anaknya diambil dari nama – nama khulafaurrasyidin yaitu Umar, Usman, dan Ali.
Makam Juragan Muhammad Shaleh terletak di sebelah utara Desa Dabong termasuk makam istri dan anak-anaknya oleh warga makam beliau ditandai dengan cat berwarna kuning dan diatasnya dibangun rumah dengan ukuran 2x1,5 meter, bahkan ada keturunannya menganggap kuburannya sebagai keramat. Dari ketiga anaknya tersebut keturunannya telah tersebar dibeberapa daerah yaitu Keturunan Umar sebagian besar anak cucunya berada di Sungai Jawi Pontianak, sebagian juga berada di Kabupaten Sintang dan Desa Olak-olak kubu. Keturunan Usman sebagian besar berada di Padang Tikar dan sebagian di Dabong. sedangkan keturunan Ali sebagian besar berada di Dabong dan Kampung Kapur Pontianak. Sekitar tahun 1825 Juragan Muhammad Shaleh mulai membuka areal perkebunan kelapa, bukti areal perkebunan kelapa yang tergolong tua  pada tahun 1970-an masih bias ditemukan sisa-sisa batang-batang kelapa yang telah mati yaitu diwilayah utara timur laut Desa Dabong yang sekarang sudah menjadi kawasan hutan mangrove oleh pemerintah, namun sampai sekarang kita masih bias menemukan jejak-jejak areal perkebunan yang masih ada yaitu banyak ditemukan saluran parit didalam hutan mangrove tersebut yang masih tertata rapi.
Berdirinya Kerajaan Kubu sebelum diletakkan di Desa Kubu Kecamatan Kubu, Raja Kubu pada waktu itu pernah terlebih dahulu singgah ke Desa Dabong, dirasakan oleh Raja Kubu tidak memungkinkan untuk mendirikan kerajaan disitu, maka Raja Kubu kemudian pindah ke Desa Kubu. Dengan terbentuknya Pemerintahan Kerajaan Kubu maka Benua Dabong bergabung dengan Pemerintahan Kerajaan Kubu.
Dahulunya daerah Benua Dabong adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Punggawa yang bernama Muhammad Denan dan di bawahnya terdiri dari Kampung Dabong, Kampung Sembuluk, Kampung Mengkalang Jambu, Kampung Mengkalang Guntung, Kampung Sungai Selamat, Kampung Seruat II, Kampung Seruat III, dan Olak-olak Kubu yang pada waktu itu belum dinamai sebagai kampung.
Terbentuknya Desa Olak-olak Kubu pada awalnya yaitu ketika diusulkannya  program transmigrasi oleh Punggawe M. Denan untuk di tempatkan di Kampung Dabong, yang pada waktu itu dipimpin oleh Kepala Kampung Bapak Ramli H. Bakar.
Setelah terbentuknya daerah transmigrasi Olak-olak Kubu maka segala Pembinaan tetap merupakan tanggungjawab Jawatan Transmigrasi, dari situlah cikal bakal terbentuknya Desa Olak-olak Kubu, ketika daerah transmigrasi tersebut bisa berkembang dan mampu untuk membentuk pemerintahan sendiri maka terbentuklah Desa Olak-olak Kubu. Disaat itu juga semua kampung dibawah naungan Benua Dabong memisahkan diri menjadi Desa masing-masing. Pada tahun 1989 Desa Sembuluk diregrouping ke Desa Dabong karena belum dianggap layak untuk menjadi pemerintahan desa yang otonom, Desa Sembuluk pada waktu itu dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Bapak Kunang Ahmad dan Desa Dabong dipimpin oleh Kepala Desa Ismail H. Bakar. Bahwa berdirinya Desa Dabong sebelum berdirinya Kerajaan Kubu dan menurut sejarahnya bahwa Kerajaan Kubu lebih tua dibandingkan dengan Kerajaan Pontianak.

KEADAAN GEOGRAFI

Luas wilayah dan besarnya jumlah penduduk Desa Dabong  merupakan  salah satu faktor pendukung dan potensi dalam melaksanakan otonomi Desa. Secara umum, luas wilayah Desa Dabong adalah 23.600 Ha dengan luas daratan 15.100 Ha, dengan luas perairan 3.600 Ha dan luas hutan lindung seluas 4.895 Ha. Batas wilayah Desa Dabong itu sendiri berbatasan langsung dengan Desa Olak-Olak Kubu di sebelah utara, Desa Mengkalang Jambu di sebelah barat, berbatasan dengan laut/Kecamatan Batu Ampar di sebelah selatan dan berbatasan dengan Sungai Kapuas/Desa Kubu di sebelah timur. Desa Dabong terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Mekar Jaya, Dusun Meriam Jaya dan Dusun Selamat Jaya.

KEADAAN KEPENDUDUKAN

Menurut informasi yang peneliti dapatkan di Kantor Desa Dabong, bahwa jumlah penduduk Desa Dabong berjumlah 2.354 jiwa, yang terdiri dari 1.233 jiwa laki-laki dan 1.121 jiwa perempuan serta Kepala Keluarga yang berjumlah 582. Berdasarkan jumlah penduduk per dusun, Dusun Mekar Jaya berjumlah 1.146 jiwa, terdiri dari 605 jiwa laki-laki dan 541 jiwa perempuan serta 289 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk Dusun Meriam Jaya berjumlah 911 jiwa, terdiri dari 481 jiwa laki-laki dan 430 jiwa perempuan serta 220 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk Dusun Selamat Jaya berjumlah 297 jiwa, terdiri dari 147 jiwa laki-laki dan 150 jiwa perempuan serta 73 Kepala Keluarga

5 komentar:

  1. menurut cerita dari turun temurun, nama dabong berasl dari sejarah sebatang pohon besar yang tumbang dan hanyut hingga kemuara (dabong), pohon tersebut memiliki lubang disisi batangnya ketika pohon tersebut di hantam gelombang dari lobang tersebut mengeluarkan suara detumman gelomabang muara, keluarlah suara dabung (dabong)dari lobang tersebut akibat hantaman gelombang berkali kali.

    BalasHapus
  2. Kak punya kontak kepala desa dabong?
    Soalnya sya ada keperluan untuk membangunbjembatan d sana

    BalasHapus
  3. saya salah satu keturunan dari keluarga besar Muhamad Shaleh. dulu setiap hari raya ketiga diadakan halal bihalal keturunan Muhammad Shaleh. sayang sekarang tak pernah lagi.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, diberikan keluarga besar dari dabong..
    Salam saya dr cucu Hj.Sitam Umar

    BalasHapus